Sabtu, 30 Agustus 2014

Sahabat itu...

Bagi saya, sahabat itu ibarat mutiara hitam dari dasar laut. Untuk mendapatkan sahabat sejati perlu perjuangan dan tempaan. Sahabat itu langka, karena mereka yang akan dengan setia mendampingi, mendengarkan, menenangkan, mendukung, mengingatkan, dan bersedia maju dengan penuh keikhlasan. Berjalan bersama, berdampingan. Jika salah seorang terjatuh, mereka akan dengan sigap membantu untuk berdiri kembali, entah dengan cara memegang dengan tangan lembutnya atau dengan dukungan sampai diri saya sendiri yang harus sanggup berdiri.

Mereka tanpa segan menegur dan membantu memperbaiki jika ada kesalahan yang dibuat. Masing-masing saling memperbaiki. Jika salah seorang menjelek-jelekan seorang yang lain, maka akan ada yang mengingatkan untuk tetap berhusnudzon pada sahabat sendiri. Bahkan masalah konsisten dalam beribadah pun pasti akan saling mengingatkan.

Dalam masalah ilmu mereka tak segan-segan berbagi, mentransfer ilmu yg didapat agar masing-masing dari kami paham. Karena bagi mereka, ilmu yang didapat jika dialirkan akan memberikan manfaat pada banyak orang. Mencerdaskan bukan hanya diri sendiri, tp juga orang lain. Jika tiap orang paham kemudian mentransfer kembali ilmu tersebut pada orang lain, maka akan menghasilkan banyak orang cerdas. Pahala pun mengalir deras.

Sahabat pun dapat mempengaruhi karakter seseorang. Yang dulu sekeras baja bisa menjadi selembut sutera, yang dulu selambat kura bisa menjadi secepat singa, yang dulu pendiam bisa menjadi banyak bicara, yang dulu kuper menjadi supel, yang dulu cuek menjadi penuh kepedulian. Bukan hanya cinta pada lawan jenis saja yang dapat memberikan efek drastis seperti ini. Rasa sayang pada sahabatpun dan merubah karakter seseorang menjadi berubah drastis.

Oleh sebab itu memilih sahabat itu sangat perlu. Berikan penilaian, apakah sahabat tersebut membawa perubahan positif badi diri kita atau sebaliknya. Karena sahabat sejati akan mengontrol dirinya untuk tidak membawa pengaruh buruk bagi orang lain. Karena sahabat sejati ingin memberikan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain, menebar manfaat tanpa menjelekkan satu sama lain.

Karena sahabat sejati walaupun pada akhirnya terpisah kan oleh jarak, mereka tetap akan bersedia untuk hadir menyatukan silaturahim walaupun hanya melalui media sosial atau pesan singkat biasa. Kesetiaan seorang sahabat bukan berarti harus bersedia melakukan apapun sampai hal buruk pun dilakukan, bukan. Kesetiaan sahabat sejati dapat dilihat ketika kita khilaf mereka akan mengingatkan dan membantu meluruskan, bukan hanya ketika bahagia mereka ada, ketika terpuruk pun mereka siap dengan ikhlas memberikan "bahu dan telinganya" untuk bersandar dan mendengar, walaupun terpisah jarak.

Oleh sebab itu perlakukan sahabat seperti kita ingin diperlakukan. Menjadi setia satu sama lain, setia dalam kebaikan, bukan setia dalam keburukan. Jika telah menemukan sahabat sejati, pertahankan. Jangan pernah melepas mereka, karena mereka selalu ada dari kita yang biasa, menjadi luar biasa. Pertahankan mereka yang untuk mendapatkannya penuh perjuangan dan tempaan.

Walaupun tidak bisa menggatikan posisi orang tua kita, mereka tetap merupakan bagian dari keluarga inti kita di luar rumah. Sahabat mungkin tidak bisa bersatu, tetapi sahabat bisa saling berdampingan. Mutiara hitam yang dengan susah payah dicari dan didapatkan, sudah selayaknya dijaga dan dirawat dengan baik, karana amat mahal harganya.

Jumat, 21 Februari 2014

Hikmah buku Catatan Hati di Setiap Do'aku



Kali ini saya ingin menanggapi salah satu buku Asma Nadia yang saya baca dan efek positif setelah membacanya. Judulnya Catatan Hati di Setiap Doaku. Mungkin telat membaca, karena buku itu sudah diterbitkan 2 tahun yang lalu. Tapi ilmu tidak pernah lekang dimakan waktu. Isinya luar biasa menyembuhkan bagi siapa saja yang membacanya. Mungkin Allah menuntun saya agar membaca buku ini. Ketika saya selalu bertanya kenapa hidup saya berakhir di tempat ini, dengan keadaan seperti ini. Inilah jawabannya, jawaban dari Allah melalui buku ini.

Buku Catatan Hati di Setiap Doaku, merupakan revisi dari buku Catatan Hati di Setiap Sujudku. Ada penambahan12 cerita. Dari sekian banyak cerita, saya suka cerita yang mengisahkan tentang seorang gadis yang bersusah payah mencari pekerjaan baru. Gadis itu selalu dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus gagal berkali-kali untuk dapat bekerja di perusahaan yang lebih baik. Dia tidak pernah menyerah, terus berdo'a dan ikhtiar, melengkapinya dengan shaum dan sholat sunnah, menyerahkan semua pada Allah.

Hingga pada akhirnya ia tahu mengapa Allah menghadapkannya pada kesulitan-kesulitan itu. Ia belajar bagaimana berusaha, ia belajar untuk semakin dekat dengan-Nya, sehingga pada akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sesuai kemampuannya, bertemu dengan teman-teman kantornya yang baik, dan mendapatkan penghasilan sesuai usahanya, dan yang paling istimewa, dia dipertemukan dengan jodohnya di perusahaan itu. Inilah alasannya mengapa Allah memberikan kesulitan terlebih dulu, karena jika terus berdoa, berusaha, pasrah dan berpikir positif akan ketentuan Allah, ada kado istimewa dari-Nya yang menunggu di akhir perjalanan.

Tak pernah ada yang sia-sia. Ya, jika kita jeli dan cerdas dalam menyikapi tiap masalah yang diberikan oleh Allah, ada maksud dibalik setiap kejadian. Ada proses pembelajaran didalamnya. Jika kita ingin berubah lebih baik, asalkan kita mau dan terus berdo'a tanpa putus, tanpa lelah, terus berusaha, dan yakin Allah akan memberikan yang terbaik, maka hasil akhirnya adalah kita mendapatkan hal yang istimewa. Bukan hanya perubahan positif dari perilaku kita, tapi juga rangkaian doa kita yang dikabulkan oleh-Nya.

Mungkin saja terkabulnya do'a kita itu membutuhkan waktu lama, tapi Allah melihat upaya kita dalam penantian terkabulnya do'a. Ada tiga jawaban Allah atas do'a-do'a kita: 1) Allah mengabulkan do'a kita; 2) Allah menunda do'a kita untuk bekal di akhirat; 3) Allah menggantinya dengan yang lebih baik menurut-Nya.
Ada pula alasan mengapa Allah menunda do'a kita, mungkin karena Allah menyukai do'a-do'a kita, menyukai isak tangis kita, sehingga Ia tidak ingin kita menjauh setelah mendapatkan apa yang kita pinta, karena Ia mencintai kita.

Oleh karena itu, jangan pernah lelah dalam berdo'a, setiap permasalahan dapat kita adukan pada Allah Yang Maha Baik. Karena ia Maha Mengetahui solusi terbaik untuk hamba-Nya. Percayalah, jika kita ikhlas dengan setiap ketentuan-Nya, berpikir positif dalam menghadapi tiap persoalan. Hal baik akan kita dapatkan di akhir perjalanan.
Tunda dulu apa yang dipintanya, aku menyukai doa-doanya, Aku menyukai isak-tangis nya. Aku tak ingin dia menjauh dari Ku setelah mendapat apa yg dipintanya. Aku ingin mendengar tangisnya karena Aku mencintainya - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/11/20/16459-renungan-akhir-pekan-prasangka-baik-terhadap-allah.html#sthash.zvLqqIZ9.dpuf
Tunda dulu apa yang dipintanya, aku menyukai doa-doanya, Aku menyukai isak-tangis nya. Aku tak ingin dia menjauh dari Ku setelah mendapat apa yg dipintanya. Aku ingin mendengar tangisnya karena Aku mencintainya - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/11/20/16459-renungan-akhir-pekan-prasangka-baik-terhadap-allah.html#sthash.zvLqqIZ9.dpuf
Tunda dulu apa yang dipintanya, aku menyukai doa-doanya, Aku menyukai isak-tangis nya. Aku tak ingin dia menjauh dari Ku setelah mendapat apa yg dipintanya. Aku ingin mendengar tangisnya karena Aku mencintainya - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2011/11/20/16459-renungan-akhir-pekan-prasangka-baik-terhadap-allah.html#sthash.zvLqqIZ9.dpuf

Minggu, 26 Januari 2014

Your Life, Your Choice

      Semua manusia pasti selalu berdo'a ingin segera dikabulkan impiannya. Setiap selesai beribadah dilanjutkan berdo'a dengan khusyuk dan terkadang berurai air mata memohon agar segera dikabulkan. Allah menjawabnya bisa dengan secara langsung dikabulkan, ditunda hingga saatnya tiba, atau diganti dengan yang lebih baik untuk kita menurut Allah.

         Sekarang saya berhadapan dengan situasi dimana saya sendiri bingung apakah ini jawaban dari Allah atas do'a-do'a yang selalu saya panjatkan. Saya pernah berdo'a ingin segera menikah tahun ini, menemukan pendamping hidup yang dapat membawa kehidupan saya dan keluarga saya kelak menjadi lebih baik, lebih berkah, membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah, istiqomah di jalan-Nya, dan ingin suami saya kelak berasal dari Bandung atau berdomisili di Bandung.

          Hal itu sempat terjawab pada sosok "R" yang pernah saya ceritakan sebelumnya. Akan tetapi semakin hari ternyata perasaan dia bukan jodoh saya ternyata memang terjadi. Ia semakin menjauh dan menghilang, ditambah saya pun menjaga jarak dengannya. Sehingga jarak kami semakin renggang dan lenyap secara perlahan. Tapi bagi saya, di hati saya yang terdalam, saya masih merasa dia sosok yang saya cari dan memiliki banyak kesamaan dengan saya. Ia yang menamai arti dari nama saya yaitu Cahaya Bunga Matahari., yang sampai sekarang masih saya ingat. Selalu ingat kenangan bersamanya.

        Hanya saja, apa lagi yang harus dilakukan jika dia sulit maju dan ternyata sekarang ia mulai menghilang. Yang harus saya lakukan hanya terus menjalani hidup dan menutup lembaran bersamanya. Mengubur impian bersamanya.

         Sekarang hadir seorang pria yang dikenalkan oleh bekas direksi saya di kantor. Bekas direksi saya itu pindah kerja ke BPR di Cimahi, dan di tempat kerjanya yang baru ada anak baru berusia 30 thn yang belum menikah. Nama inisialnya "E". "E" ini asli dari Bandung, dia mulai Bbm saya dan ternyata orangnya cerdas luar biasa. Hanya saja dia berkebalikan dengan "R", ia seorang pecinta game, seorang yang fasih berbahasa inggris, sarjana lulusan salah satu universitas kristen di Bandung (tapi dia seorang muslim), hanya saja lingkungannya membuat dia belum terlalu taat dan konsisten dalam beribadah, masih kembali belajar. Hanya saja style-nya bukan termasuk kriteria saya. Style-nya berbeda jauh dengan "R" yang rapi, necis dan terkesan seumuran dengan saya. Style "E" terkesan seperti anak band, agak slengean. Jujur cukup sulit bagi saya jika harus menerimanya menjadi suami saya kelak.

        Saya termasuk salah seorang yang dingin, sulit menanggapi kata-kata romantis dari lawan jenis. Ketika "E" mengatakan "Biar saya saja yang menghadapi dunia, kamu cukup support saya dari belakang." Dan kata2 yang hampir mirip itu tertulis beberapa kali untuk saya. Setiap wanita pasti akan tersanjung jika diucapkan kata-kata tersebut, tapi saya sadar ini belum waktunya. Ini belum waktunya. Lagipula saya masih belum yakin terhadapnya. Masih belum bisa menerima kehidupannya yang memang cukup banyak perbedaan.

         Tapi saya sadar mungkin ini salah satu jawaban dari Allah atas do'a saya. "E" berasal dari Bandung, ia seusia dengan "R", ia tampak menyukai saya dan serius ingin menikah dengan saya, sehingga ia ingin segera bertemu dengan saya dan dia bilang kalau saya ga bisa ke Bandung, dia yang akan menyusul saya ke Subang. Saya shock, kaget, bingung. Apa yang harus saya lakukan.

       Salah satu impian saya untuk segera menikah di tahun ini mungkin bisa saja segera terwujud, tapi permasalahannya adalah kehidupannya yang belum bisa saya terima. Sedangkan dalam bayangan saya pendamping hidup saya kurang lebih seperti "R". Apa kata bapak saya kalau dia tahu tentang "E". Karena yang bapak saya tahu, saya akan bersama dengan "R" kelak. Karena bapak saya sudah setuju dengan "R".

          Sungguh, di dunia ini pasti akan selalu ada pertanyaan. Tapi Allah menyiapkan semua pertanyaan itu pasti dengan jawaban. Tinggal saya sendiri yang menentukan jawabannya, apakah opsi A atau B bahkan C. Hidup kita tergantung pada pilihan kita saat ini, akan tetapi tetap saja pasti ada campur tangan Allah di dalamnya.

          Setiap jawaban pun ada resiko sendiri. Kalaupun jawaban itu sudah benar, tetap saja akan akan ada resiko ke depannya. Ibarat kita benar dalam menjawab soal ujian, kita akan mendapatkan nilai baik. Nah resikonya adalah bagaimana caranya agar kita mempertahankan nilai itu di persoalan yang selanjutnya. Karena hidup ini tetap akan penuh persoalan.

           Semoga Allah membantu saya, membantu kita semua dalam menjawab setiap persoalan hidup. Agar setiap jawaban yang kita pilih, apapun itu, Allah memudahkan urusan ke depannya, aamiin Allahumma aamiin. Your Life, Your Choice..

Senin, 13 Januari 2014

Pangeran Berkuda Putih


          Kali ini saya ingin bercerita mengenai seseorang yang sampai saat ini masih mengisi hari-hari saya. Ia seseorang yang sangat istimewa walaupun sering membuat saya marah dan kecewa. Entah mengapa perasaan ini masih tertuju padanya, selalu tertuju padanya, hingga saat ini.

          Ia adalah "R". Ia seorang yang mendekati sempurna. Memiliki wajah putih bersih dan tampan, mapan, dari keluarga baik-baik dan berada, humoris, akhlaknya baik, lantunan ayat sucinya bagus, walaupun egois nya itu luar biasa "keren", tapi tetap saja keegoisan dia yang membuat saya marah dan kecewa tertutupi oleh semua yang dia miliki. Dan walaupun ia seorang duda tanpa anak, dan usianya 4 tahun lebih tua dari saya, tapi wajah dan perawakannya seperti ia seusia saya.

          Saya mengenal "R" ketika salah seorang teman kuliah dulu memperkenalkannya pada saya. Dia bekerja di perusahaan yang sama dengan teman saya itu di kota Bandung. Teman saya bilang dia sedang mencari calon istri, dan saya pun memang sedang mencari calon suami. Hanya saja ketika itu saya sedang menunggu pernyataan seseorang. Seseorang berinisial "A", teman sekantor saya yang selalu menjadi teman diskusi via bbm ketika jam kerja usai. Dari setiap diskusi, "A" selalu saja mengatakan hal-hal yang setiap perempuan yang membaca pasti akan berbunga-bunga. "A" seakan memberikan harapan yang sudah tumbuh menjadi semakin tumbuh.

         Tapi itu adalah kesalahan terbesar saya, membiarkan sesuatu yang hampa dianggap ada. Harapan kosong. Ternyata ketika saya menanyakan sebenarnya hubungan kami seperti apa, dan jika memang serius, saya berharap ia menikah dengan saya. Ternyata jawabannya benar-benar menyebabkan luka. "A" hanya seorang pria pemberi harapan palsu yang hanya bisa mempermainkan perasaan perempuan. Semua gosip- gosip di kantor mengenai "A" bukan sekedar gosip, dan bodohnya ketika itu saya tidak pernah mau mendengar.

          Seketika itu juga, saya menjauh dari "A", mulai menghapus perasaaan itu sedikit demi sedikit dan mengalihkan perhatian pada "R" yang ketika itu saya hanya sekedar mengenalnya via bbm (setelah diperkenalkan oleh teman kuliah saya). Disaat masa-masa penyembuhan itu "R" mengajak saya bertemu untuk pertama kalinya. Kebetulannya lagi rumahnya satu kompleks dengan rumah saya, tapi berbeda jalan dan blok. Saya lalu mengiyakan untuk bertemu dengannya di sebuah resto.

         Saat itu dalam pikiran saya di usianya yang ke 29 (usia saya 25), dan penampakannya dari foto di bbm, ia terlihat tua dan kulitnya kecoklatan. Tapi ketika saya melihat wujud aslinya, diluar bayangan saya. Ia dengan motor birunya terlihat tampan, berkulit putih bersih, dengan rambut hitam legam. Memakai kaos yang ditutupi jaket hitam, dan celana panjang kain berwarna hitam pula. Jujur, saat itu juga saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada "R".

         Beberapa bulan kemudian, setelah melewati beberapa akhir pekan bersamanya (karena ia bekerja di Bandung dan saya di Subang), saya memutuskan dengan penuh keberanian untuk menanyakan hubungan kami lewat bbm, seperti yang pernah saya utarakan pertanyaan tersebut pada "A". Dan ternyata, memang kenyataan tidak seindah khayalan. Ia tidak menjawab pertanyaan saya. Pertanyaan itu menggantung, tanpa ada jawaban.


        Bukankah ini lebih parah dari "A". Lagi, saya tertipu kedua kalinya oleh orang yang berbeda tapi bersifat hampir sama. Hingga pada saat dua pekan kemudian, ia menghubungi lagi. Sebenarnya saya tidak ingin membalas pesannya, tapi perasaan itu, perasaan itu lebih kuat dari logika saya. Lalu kami bertemu kembali, selanjutnya ia mengajak saya makan di luar, terkadang ketika saya pergi ke Bandung dan ia sedang ada di Subang, ia titip makanan pada saya lalu ia mengambil makanannya sambil menjemput saya dengan mobilnya. Selalu, ia menjemput saya dengan mobilnya.

        Walaupun ia selalu terlambat dan membuat saya menunggu sangat lama jika akan bertemu, memperlakukan saya seenaknya, menyuruh saya membelikan ini itu, menyuruh saya membangunkannya lewat telepon, tapi entah kenapa saya tidak bisa menolak. Entah ini cinta atau ini adalah sebuah kebodohan, yang pasti sampai saat ini saya rasakan, dia, pria berinisial "R", saya begitu sangat menyayanginya, seperti saya menyayangi diri saya sendiri.

        Ia, pria dengan inisial "R", yang entah bagaimana kelanjutan cerita kami. Apakah ini akan berakhir diatas pelaminan, berakhir hanya dengan status sahabat, atau malah saling tidak ingin lagi mengenal satu sama lain, tak ada yang tahu. Hanya Ia Sang Maha Pemilik Kehidupan yang mengetahui jalan cerita kami ke depan.

        Dari semua itu hanya satu yang saya tahu, ia adalah anugerah terindah yang diberikan Allah pada saya. Ia yang menyembuhkan walaupun sekaligus melukai, ia yang memiliki segala yang tidak saya punya, ia yang melengkapi kekurangan saya, ia yang menghibur dengan kata-kata spontannya, ia yang penuh semangat dalam bekerja, ia yang tidak pernah mengeluh, ia yang aktif dan tidak terlihat lelah dengan kegiatannya, ia dimata saya tetap luar biasa walaupun ia seorang yang pernah bercerai dan egois.

         Ia adalah pangeran berkuda putih, yang menyembuhkan ketika saya terluka, yang datang disaat yang tepat diwaktu yang tepat. Ia, pria berinisial "R", pria pertama yang mengajakku berkendara dengan mobilnnya, pria pertama yang membuatku sibuk memasak makanan untuknya dan keluarganya, pria yang memiliki semua impian dan harapan saya, pria terindah yang pernah saya kenal, dan akan tetap menjadi yang terindah. Hanya dia, pria berinisial "R".

Minggu, 05 Januari 2014

Kami Para Rangers

           Tulisan pertama saya hari ini adalah mengenai persahabatan. Persahabatan yang telah terjalin hampir 8 tahun (terhitung dari 2006 s/d sekarang). Sampai hari ini saya selalu mengingat kenangan kami. Kenangan pertama kali bertemu, menjalani hari-hari bersama, tertawa dan menangis bersama. Sampai pada akhirnya saling melepas untuk menjalani masa depan masing-masing di tempat yang berbeda.

           Nama kami adalah Rangers. Nama ini disematkan oleh senior di organisasi kampus kami yaitu organisasi Bompai Unisba. Entah kenapa mereka menyebut kami Rangers, padahal jumlah kami ber-7, sedangkan Rangers dalam film Power Rangers itu sebanyak 5 orang. Pernah ada senior yang berkata, bahwa sebutan itu diberikan karena kami selalu loyal, struggle, dan menghadapi urusan apapun bersama-sama.

          Ya, jujur saya sangat bersyukur pernah mengenal mereka. Saya bisa menjadi sekarang ini salah satu faktornya adalah mereka. Mereka sahabat terbaik yang saya punya. Pertemuan saya dengan mereka sudah pasti bukan merupakan suatu kebetulan. Allah memiliki tujuan dibalik pertemuan kami. Tujuan yang pada akhirnya membentuk pribadi-pribadi hebat.

          Walaupun kami selalu merasa bahwa kami tidak ada apa-apanya dibanding teman-teman yang lain di kelas ataupun di organisasi, tapi menurut saya, kami terutama mereka adalah pribadi-pribadi yang luar biasa. Yang berhasil survive dengan kesederhanaan, istiqomah dalam menjaga keimanan, kuat ketika menghadapi cobaan, ikhlas membagi ilmu, selalu ada ketika salah seorang dari kami mengalami kesulitan, dan masih banyak lagi kelebihan-kelebihan mereka yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya selalu meyakini bahwa kami adalah pribadi yang luar biasa. Yang diciptakan Allah untuk bertemu, bersama, berbagi, dan berpisah. Walaupun sekarang raga kami berada di kota masing-masing, terpisah jarak puluhan ratusan ribuan kilometer, tapi jiwa kami selalu bersama. Saling mengingat dan tidak melupakan. Karena kami adalah para Rangers...